Tugas kuis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Soal
bab 8 desain sistem secara terinci
- sebutkan tujuan dilakukanya desain sistem secara terinci dan sebutkan komponen-komponen yang terdapat desain sistem secara terinci
- sebutkan apa yang dimaksud sistem dialog layar terminal dan sebutkan 3 bentuk dari desain dialog layar terminal tersebut.
flowmap(sistem procedure diagram)
3.penerimaan mahasiswa baru
4.buatlah flowmap pada:
- prosedure pendaftaran pasien
- prosedure pendaftaran laporan
5.
- sebutkan langkah-langkah dalam tahap implemantasi sistem
- sebutkan kegiatan-kegiatan dalam tahap implemantasi sistem
Jawaban :
1.Desain Secara Terinci
Desain sistem secara terinci, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada untuk programmer, agar dapat dituangkan dalam bentuk program aplikasi.
1 Model
Merancang logikal program aplikasi kedalam suatu model matematis atau model logika dapat digambarkan dengan sistem flow char atau aliran sistem informasi .
2. Output
Merancang format output, jumlah, isi dan penyajian informasi.
3. Input
Merancang format input untuk memenuhi kebutuhan output yang akan dituangkan dalam program aplikasi dan jumlah input yang dibutuhkan.
4. Database
Merancang data base dan struktur serta fungsi dan kegunaannya dalam program aplikasi
5. Teknologi
Merancang teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan program aplikasi dan harus sesuai dengan perkembangan teknoligi da sistem informasi, sehingga menghasilkan informasi yang terbaru dan tercepat, akurat dan relevan.
6. Kontrol
Merancang pengendalian terhadap program aplikasi dan membatasi akses user dengan menentukan administrator dan user dalam pengelolaan dan
2.DESAIN DIALOG LAYAR TERMINAL
Merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat keduanya.
Terdapat beberapa strategi membuat dialog layar komputer :
- MENU, Banyak digunakan dalam dialog karena merupakan jalur pemakai (user interface) yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternatif atau option atau pilihan yang disajikan kepada user.
- KUMPULAN INSTRUKSI (INSTRUCTIONS SET), strategi dialog ini dilakukan dengan menuliskan suatu instruksi oleh user dan sistem akan memberikan tanggapan atau respon.
- DIALOG PERTANYAAN, (QUESTION DIALOG), Sistem akan menampilkan terlebih dahulu pertanyaan baru user akan memberikan jawaban.
3. flowmap(sistem procedure diagram)
penerimaan mahasiswa baru
4. Buatlah flowmap pada:
- prosedure pendaftaran pasien
5. Langkah-langkah dalam tahap implemantasi sistem
1. Pengumpulan data (data gathering)
Jika sudah ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada. Pengumpulan laporan (report), cetakan (print-out), dsb baik yang sudah ada maupun yang diharapkan untuk ada pada sistem yang baru. Interview dan questionnaire terhadap orang-orang yang terlibat dalam sistem juga mungkin perlu dilakukan. Apabila sistem yang akan dikembangkan benar-benar baru (belum ada sistem informasi sebelumnya) maka pada tahapan ini pengembang bisa lebih menekankan kepada studi kelayakan dan definisi sistem.
2. Analisa Sistem
Jika tahapan pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan klien atau pengguna sistem informasi, maka mulai dari tahapan analisa lebih banyak dilakukan oleh pihak pengembang sendiri. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dikembangkan. Mendefinisikan objek-objek yang terlibat dalam sistem dan batasan sistem.
3. Perancangan Sistem (design)
Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).
4. Penulisan kode program (Coding)
Programming (desktop application) atau Scripting (web-based application) hanyalah salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan ini dilakukan oleh satu atau lebih programmer. Jika tahapan analisa dan perancangan sistem telah dilakukan dengan baik, maka porsi tahapan coding tidaklah besar.
5. Testing
Biasanya tahapan ini dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak pengembang untuk memastikan bahwa software yang dibangun telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu metodenya bisa dengan menginput sejumlah data pada sistem baru dan membandingkan hasilnya dengan sistem lama. Apabila diperlukan maka tahapan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu testing oleh pihak pengembang (alpha testing) dan testing oleh pihak pengguna (beta testing).
6. Instalasi
Pada pengembangan aplikasi Client-Server, umumnya terdapat server untuk development, testing dan production. Server development terdapat pada tempat pengembang dan sedang dipergunakan selama pengembangan, bias dipergunakan juga setelahnya untuk perbaikan aplikasi secara terus menerus (continuous improvements). Server testing berada di tempat pengembang dan bisa juga di tempat pengguna apabila diperlukan beta testing. Setelah aplikasi dirasa siap untuk dipergunakan maka digunakanlah server production yang berada di tempat pengguna. Pada prakteknya di tempat pengembang juga bisa terdapat server production yaitu server yang memiliki spesifikasi hardware dan software yang sama dengan server di tempat pengguna. Hal ini dimaksudkan agar apabila ditemukan error atau bug pada aplikasi di tempat pengguna maka pengembang dapat mudah mencari penyebabnya pada server production mereka. Ada cara lain untuk Pengetesan Program dengan cara menggunakan metode Black Box, metode ini menggunakan tidak melihat ke struktur program perangkat lunak, yang bersifat melihat kesesuaian perangkat lunak dengan kebutuhan pengguna dan spesifikasi sistem. Black-Box yaitu test case program berdasarkan pada spesifikasi sistem, input dari data testing diharapkan bisa menemukan output yang salah, perencanaan tes dapat dimulai pada awal proses perangkat lunak. Pengetesan Sistem, dilakukan secara bertahap dengan melihat berbagai keberhasilan dan kegagalan apa saja yang dihasilkan oleh sistem. Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah selesai pengetesan program. Pengetesan sistem dilakukan untuk mengecek ulang dan memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang dimplementasi agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Konversi system merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap digunakan untuk menggantikan proses sistem yang lama. Konversi sistem ini menggunakan metode Parallel, maksudnya konversi dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru seiring dengan masa pengenalan antara personil dengan waktu yang telah ditetapkan. Baik sistem manual maupun sistem baru ini dioperasikan secara bersama-sama untuk meyakinkan bahwa sistem yang baru benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem yang lama (manual) dihentikan, walaupun terdapat kelemahan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan dua buah sistem secara bersamaan, tetapi mempunyai keuntungan yaitu proteksi yang tinggi kepada organisasi terhadap kegagalan sistem yang baru.
7. Pelatihan
Pihak pengembang memberikan training bagi para pengguna program aplikasi sistem informasi ini. Apabila sebelumnya tidak dilakukan beta testing maka pada tahapan ini juga bisa dilangsungkan User Acceptance Test. dilakukan untuk mengoperasikan sistem, termasuk kegiatan mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem.
8. Pemeliharaan
Maintenance bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan oleh pihak pengguna benar-benar telah stabil dan terbebas dari error dan bug. Pemeliharaan ini biasanya berkaitan dengan masa garansi yang diberikan oleh pihak pengembang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pengguna. Lamanya waktu pemeliharaan sangat bervariasi. Namun pada umumnya sistem informasi yang kompleks membutuhkan masa pemeliharaan dari enam bulan hingga seumur hidup program aplikasi.
Jika sudah ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada. Pengumpulan laporan (report), cetakan (print-out), dsb baik yang sudah ada maupun yang diharapkan untuk ada pada sistem yang baru. Interview dan questionnaire terhadap orang-orang yang terlibat dalam sistem juga mungkin perlu dilakukan. Apabila sistem yang akan dikembangkan benar-benar baru (belum ada sistem informasi sebelumnya) maka pada tahapan ini pengembang bisa lebih menekankan kepada studi kelayakan dan definisi sistem.
2. Analisa Sistem
Jika tahapan pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan klien atau pengguna sistem informasi, maka mulai dari tahapan analisa lebih banyak dilakukan oleh pihak pengembang sendiri. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dikembangkan. Mendefinisikan objek-objek yang terlibat dalam sistem dan batasan sistem.
3. Perancangan Sistem (design)
Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).
4. Penulisan kode program (Coding)
Programming (desktop application) atau Scripting (web-based application) hanyalah salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan ini dilakukan oleh satu atau lebih programmer. Jika tahapan analisa dan perancangan sistem telah dilakukan dengan baik, maka porsi tahapan coding tidaklah besar.
5. Testing
Biasanya tahapan ini dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak pengembang untuk memastikan bahwa software yang dibangun telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu metodenya bisa dengan menginput sejumlah data pada sistem baru dan membandingkan hasilnya dengan sistem lama. Apabila diperlukan maka tahapan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu testing oleh pihak pengembang (alpha testing) dan testing oleh pihak pengguna (beta testing).
6. Instalasi
Pada pengembangan aplikasi Client-Server, umumnya terdapat server untuk development, testing dan production. Server development terdapat pada tempat pengembang dan sedang dipergunakan selama pengembangan, bias dipergunakan juga setelahnya untuk perbaikan aplikasi secara terus menerus (continuous improvements). Server testing berada di tempat pengembang dan bisa juga di tempat pengguna apabila diperlukan beta testing. Setelah aplikasi dirasa siap untuk dipergunakan maka digunakanlah server production yang berada di tempat pengguna. Pada prakteknya di tempat pengembang juga bisa terdapat server production yaitu server yang memiliki spesifikasi hardware dan software yang sama dengan server di tempat pengguna. Hal ini dimaksudkan agar apabila ditemukan error atau bug pada aplikasi di tempat pengguna maka pengembang dapat mudah mencari penyebabnya pada server production mereka. Ada cara lain untuk Pengetesan Program dengan cara menggunakan metode Black Box, metode ini menggunakan tidak melihat ke struktur program perangkat lunak, yang bersifat melihat kesesuaian perangkat lunak dengan kebutuhan pengguna dan spesifikasi sistem. Black-Box yaitu test case program berdasarkan pada spesifikasi sistem, input dari data testing diharapkan bisa menemukan output yang salah, perencanaan tes dapat dimulai pada awal proses perangkat lunak. Pengetesan Sistem, dilakukan secara bertahap dengan melihat berbagai keberhasilan dan kegagalan apa saja yang dihasilkan oleh sistem. Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah selesai pengetesan program. Pengetesan sistem dilakukan untuk mengecek ulang dan memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang dimplementasi agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Konversi system merupakan proses untuk meletakkan sistem baru supaya siap digunakan untuk menggantikan proses sistem yang lama. Konversi sistem ini menggunakan metode Parallel, maksudnya konversi dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru seiring dengan masa pengenalan antara personil dengan waktu yang telah ditetapkan. Baik sistem manual maupun sistem baru ini dioperasikan secara bersama-sama untuk meyakinkan bahwa sistem yang baru benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem yang lama (manual) dihentikan, walaupun terdapat kelemahan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan dua buah sistem secara bersamaan, tetapi mempunyai keuntungan yaitu proteksi yang tinggi kepada organisasi terhadap kegagalan sistem yang baru.
7. Pelatihan
Pihak pengembang memberikan training bagi para pengguna program aplikasi sistem informasi ini. Apabila sebelumnya tidak dilakukan beta testing maka pada tahapan ini juga bisa dilangsungkan User Acceptance Test. dilakukan untuk mengoperasikan sistem, termasuk kegiatan mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem.
8. Pemeliharaan
Maintenance bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan oleh pihak pengguna benar-benar telah stabil dan terbebas dari error dan bug. Pemeliharaan ini biasanya berkaitan dengan masa garansi yang diberikan oleh pihak pengembang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pengguna. Lamanya waktu pemeliharaan sangat bervariasi. Namun pada umumnya sistem informasi yang kompleks membutuhkan masa pemeliharaan dari enam bulan hingga seumur hidup program aplikasi.
kegiatan-kegiatan dalam tahap implemantasi sistem
1. Menerapkan rencana implementasi
Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu
yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua
biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam
bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai
pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana
implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai
pengendalian terhadap waktu implementasi.
Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu
yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua
biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam
bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai
pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana
implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai
pengendalian terhadap waktu implementasi.
2. Melakukan kegiatan implementasi
– Pemilihan dan pelatihan personil
– Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
– Pemrograman dan pengetesan program
– Pengetesan sistem
– Konversi sistem
– Pemilihan dan pelatihan personil
– Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
– Pemrograman dan pengetesan program
– Pengetesan sistem
– Konversi sistem
3. Tindak lanjut implementasi
Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru
diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan
sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan
sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi
pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru
diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan
sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan
sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi
pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
penjelasan dari tahap proses implementasi sistem:
1. Menerapkan rencana implementasi
– Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada seperti:
seluruh jaringan, sistem kantor yang dipakai, sistem komunikasi, dan sistem penunjang
– Seberapa besar budget untuk infrastruktur
mencatak semua biaya untuk kebutuhan infrastruktur tersebut
– Apa infrastruktur yang harus disiapkan
mencatat semua kebutuhan yang harus didapatkan/ dibeli
– Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada seperti:
seluruh jaringan, sistem kantor yang dipakai, sistem komunikasi, dan sistem penunjang
– Seberapa besar budget untuk infrastruktur
mencatak semua biaya untuk kebutuhan infrastruktur tersebut
– Apa infrastruktur yang harus disiapkan
mencatat semua kebutuhan yang harus didapatkan/ dibeli
2. Melakukan kegiatan implementasi
– Pemilihan dan pelatihan personil
– Bagaimana komitment top management terhadap usaha untuk implementasi ?
– Siapa yg akan mengimplementasikan sistem dan siapa yg akan menggunakannya?
– Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
– Apa yg diharapkan para calon user terhadap implementasi?
– Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?
– Pemilihan dan pelatihan personil
– Bagaimana komitment top management terhadap usaha untuk implementasi ?
– Siapa yg akan mengimplementasikan sistem dan siapa yg akan menggunakannya?
– Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
– Apa yg diharapkan para calon user terhadap implementasi?
– Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?
secara umum untuk pengetesan sistem dapat kita jelaskan dengan
– Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
– Pemrograman dan pengetesan program
– Pengetesan sistem
adapun penganalisaan ketiga point diatas dapat kita simpulkan dengan melihat:
– Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
– Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
– Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
– Apakah perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan
– Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
– Pemrograman dan pengetesan program
– Pengetesan sistem
adapun penganalisaan ketiga point diatas dapat kita simpulkan dengan melihat:
– Apakah perangkat lunak tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
– Apakah ada dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
– Seberapa banyak waktu untuk implementasi yang tersedia
– Apakah perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan
– Konversi sistem
setelah kita bisa mendapatkan hasil analisa bahwa sistem baru akan dapat memberikan keuntungan, barulah tahap konversi sistem bisa kita lakukan.
setelah kita bisa mendapatkan hasil analisa bahwa sistem baru akan dapat memberikan keuntungan, barulah tahap konversi sistem bisa kita lakukan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar